Terdampar di Pulau Tanpa Penghuni...  

Posted by: Nurul in

Hujung minggu yang tidak seperti biasa. Kami terdampar di sini. Di pulao tanpa penghuni. Sunyi. Hanya deruan ombak menghempas pantai. Sesekali kedengaran burung bersiul-siulan. Disahut tupai-tupai dan kunyit-kunyit yang ingin mencari makanan. Sesekali incik Gecko memecah kesunyian petang yang dingin. Awan mendung berarak melintasi, terkadang memuntahkan titisan hujan.

Kelihatan rama-rama terbang bebas, hinggap di dedaun yang meliuk lentok dihembus angin Laut China Selatan. Nun jauh di sebalik semak, anak kancil berlari-larian, ditemani biawak yang keluar mencari rezeki. Sayup-sayup kelihatan ombak memutih di tengah lautan. Airnya tidak setenang selalu, tetapi masih mampu mendamaikan.

Pantai yang tenang sekali-sekala dilanda ombak besar. Membawa bersama kerang-kerangan, rumpai laut, dan batu karang yang telah mati. Pasir-pasir halus dipenuhi kesan tapak kaki dari penyu yang mendarat dan juga anak-anak penyu yang telah kembali ke laut. Dari jauh kelihatan ketam berjalan-jalan di celah-derah karang mati.

Manusia datang dan pergi. Membawa secebis memori dari pantai ini yang terlalu indah untuk dikenang. Ada yang sanggup datang kembali untuk megukir kenangan baru di sini. Pantai ini juga pernah menyaksikan kisah cinta si teruna dan dara, yang bertemu di sini dan terus jatuh cinta. Cinta pandang pertama.

banyak kenangan telah dilakarkan di pantai ini. Tetapi ada kalanya ia lenyap ditelan waktu setelah mereka kembali ke tempat asal mereka. Hanya pantai ini terus menanti penuh setia. Menantikan pengunjung yang tak pernah memungkiri janjinya. Pengunjung yang pastinya akan kembali ke tempat asalnya. Dimana pantai ini pernah ditinggalkannya untuk berhijrah dan membina kehidupan di lautan yang luas.

Sejauh mana pun arus lautan membawanya, ia tidak akan memungkiri janjinya. Ia akan pulang, untuk meneruskan zuriat keturunannya. Ia akan kembali, untuk meninggalkan sesuatu yang amat berharga buatnya di pantai ini. Pantai di mana ia dilahirkan, dan di sinilah jua anak-anaknya terlahir.

Pasir halus yang memutih ini akan terus menanti. Menantikan kepulangan sang penyu kembali. Dan aku....

Aku sedang menunggu makan malam disiapkan...

Hehe....
walaupun di pulau, makan tetap makan...
Yi ha...!!


*****************************
Oh, Chagar Hutang...
Kao tetap di hati...

This entry was posted on Monday, April 06, 2009 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 orang rajin komen...

Post a Comment